About

7 Tips Menyapih Anak

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.

Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.

Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 233).

Kutipan terjemahan surah Al Baqarah 233 di atas merupakan anjuran bagi seorang ibu untuk menyusui anaknya hingga berusia dua tahun. Dan ketika masa itu tiba, maka proses penyapihan haruslah atas persetujuan ibu dan anak, serta kerjasama dari sang ayah untuk keberhasilannya.

Inilah yang saya alami beberapa bulan yang lalu, ketika putri pertama saya baru saja selesai disapih saat usianya berusia 2 tahun 2 bulan. Ada banyak kendala awalnya, salah satunya kesiapan saya sebagai ibunya yang masih belum rela melepas kelekatan masa-masa indah saat menyusui. Apalagi saya menyusui tandem dengan adiknya yang hanya terpaut 1,5 tahun dengannya.

Dan di saat bersamaan, saya dan suami juga belum tega melihat ia yang hilir mudik kesana kemari melihat adiknya yang masih menyusu. Hingga akhirnya ia pun kembali menyusu dan penyapihan gagal.

Lalu, apakah cukup hanya itu, mari kita lihat satu persatu anjuran penyapihan dalam Islam.

1. Kesiapan ibu dan anak

Luruskan niat, bahwa dengan menyapih berarti kita sudah mendidik anak kita untuk lebih mandiri. Beri kepercayaan kepada mereka, bahwa ketika proses menyusu berhenti. Mereka tetap mendapatkan rasa aman dan nyaman seperti saat berada di pelukan kita.

2. Dukungan keluarga

Persiapkan diri kita, suami, anak dan anggota keluarga lainnya yang sering berinteraksi dengan kita. Misalnya orang tua kita dan sudara kita. Mintalah mereka untuk terlibat aktif dengan memberikan kata-kata positif yang sama dengan kita. Saat meeka berinteraksi dengan anak kita yang akan disapih. Misalnya saja, “kakak sudah besar, sudah tidak usah menyusu mama lagi”

3. Berikan sugesti positif

Proses penyapihan lekat kaitannya dengan proses “sounding” atau kata lainnya memberi sugesti positif lewat kalimat di saat anak hendak terlelap. Karena diwaktu itulah anak mampu menerima semua kata-kata kita dengan baik. Ada beberapa kalimat yang dapat diucapkan oleh ibu. Berikut ini adalah contoh kalimat yang saya ucapkan saat menyapih anak saya :

“Kakak sudah besar, sudah 2 tahun. Dalam Al Quran, mama punya kewajiban menyusui kakak sampai dua tahun”

“Yang menyusu itu hanya anak bayi, yang segala sesuatunya masih harus dibantu seperti adik. Kakak sudah bisa apa-apa sendiri, sudah bisa makan, minum, sikat gigi. Berarti kakak bukan bayi lagi”

“Kalau kakak berhenti menyusu, itu berarti kakak sudah jadi anak baik dan mandiri. Mama bangga”

“Mama tetap sayang sama kakak, mama tetap peluk saat kakak tidur. Tidak ada yang berubah, hanya saja sekarang kakak tidak menyusu”

4. Sediakan makanan dan minuman lebih banyak

Tawarkan makanan seperti buah-buahan dan air putih setiap 1 sampai 2 jam sekali. Jika ia menolak, tawarkan lagi beberapa jam kemudian. Jika perlu taruhlah makanan dan minuman tersebut di meja yang dapat dijangkau oleh anak, sehingga ketika ia merasa haus dan lapar. Ia dapat mengambilnya sendiri.

5. Perbanyaklah pelukan dan ciuman

Anak yang berhenti menyusu akan merasa gelisah ketika kita berada jauh darinya. Karena ia akan merasa tidak aman jika tidak berada dekat dengan kita. Oleh karena itu untuk membuat anak tetap merasa aman, walaupun kita hanya berada di rumah. Jangan ragu untuk memberikan pelukan dan ciuman sebagai tanda bahwa kita ada.

6. Berikan pujian dan ucapkan terima kasih

Jika anak berhasil melewati satu hari tanpa menyusu, berikanlah pujian kepadanya. Agar ia menjadi lebih percaya diri untuk tidak menyusu keesokan harinya dan selamanya. Serta ucapkanlah terima kasih, karena anak kita mampu bekerja sama dengan sangat baik.

7. Tidak berbohong pada anak

Dalam proses “sounding” ucapkanlah yang benar itu benar, hindari mengucapkan kalimat bohong atau janji-janji jika anak berhenti menyusu. Menyapih bukan tentang rasa enak atau tidak enak. Tetapi menyapih merupakan proses kepercayaan. Bukan saja percaya pada diri kita sendiri, tetapi juga percaya kepada anak.

Tak ada yang sulit dalam proses penyapihan jika kita menerapkan tujuh langkah di atas. Saya sendiri mengalaminya, dan Alhamdulillah proses penyapihan berlangsung dengan mudah. Tak ada tangisan, tak ada gendongan sepanjang malam, tak ada begadang karena anak yang tidurnya gelisah, tak ada rengekan, dan tak ada penyesalan.

Menyusui adalah peristiwa paling membahagiakan bagi ibu dan anak, maka berikanlah kenangan yang membahagiakan pula ketika proses penyapihannya. Karena dengannya, anak akan merasa eksistensinya dihargai dalam pengambilan sebuah keputusan.

Oleh : Irni Is
sumber: muslimahzone

loading...

0 Response to "7 Tips Menyapih Anak"

Posting Komentar